Kamis, 20 November 2008

Pewarta Foto vs Pewarta Berita

MEMOTRET bagi dunia jurnalistik memang sudah tidak asing lagi. Pun begitu bagi saya. Beranjak dari seorang pewarta foto, sekarang saya malah beralih status menjadi pewarta berita. Yah, kalau dulu hanya berkutat pada kamera dan lensa, sekarang malah sebaliknya. Jangankan lensa, kamera pun sudah asing bagi saya.

Sekarang yang harus saya bawa adalah alat rekam dan sebuah notebook. Kalau dulu, hampir setiap saat, yang namanya ponsel selalu saja berdering. Terbanyak adalah dari wartawan yang memohon agar saya bisa datang ke suatu tempat atau kejadian untuk mengabadikan gambar. Dan tidak pernah pakai acara kompromi, karena telat sedikit, moment pun berlalu.

“Waktu adalah Moment, bukan uang,” ujar wartawan senior kepada saya. Aneh, karena setahu saya, banyak yang bilang Waktu adalah Uang (Time is Money). Tapi itu dulu. Sekarang malah ponsel saya yang selalu saja saya gunakan untuk menghubungi sang pewarta foto. Terbalik memang. Sekarang saya yang mengejar-ngejar pewarta foto. Minta fotokan inilah, atau minta fotokan itulah. Semuanya serba perintah. Jadi merasa selangkah lebih di atas. (Kayak bos aja.. hehehe..)

Tapi sejujurnya, yang namanya motret bagi saya itu bagaikan Salat lima waktu atau wajib hukumnya. Sedih rasanya tidak bisa melihat hasil karya saya termuat dalam Koran. Padahal, saya bisa seperti ini kan’ tak lepas dari yang namanya motret memotret.

Secara karir, saat ini saya sudah naik selangkah. Kalau dulu saya bangga dengan karya foto saya dipasang besar di Koran, sekarang saya harus bangga dengan tulisan saya yang selalu dipilih sebagai headline. Tapi tetap saja, kecintaan saya terhadap dunia fotografi tak bisa saya lupakan. Halah… Hehehehe… Biar bagaimana pun, fotografi memang tak bisa saya lupakan.

Gimana bisa lupa, sementara saya ini pemegang status jawara satu Lomba Foto Kaltim Post Group (Kaltim Post, Samarinda Pos, Radar Banjarmasin, Post Metro Balikpapan, Radar Tarakan, Radar Sulteng, Kalteng Post, Radar Sampit), walau gelar itu saya dapat hampir tiga tahun silam. Hehehe… Mulai narsis yah…

So, kalau saat ini saya disuruh memilih antara Pewarta Foto vs Pewarta Berita, yah sama aja menyuruh saya memilih antara Ibu atau Istri saya… Nah lho… Susahkan… Makanya, sekarang ya saya jalani saja dulu.. Pastilah, semuanya demi kebaikan saya sendiri… Amien!!! ***

Tidak ada komentar: